Cara Menghitung Turnover Ratio Karyawan

Cara Menghitung Turnover Ratio Karyawan

Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan Voluntary Employee

Voluntary Employee ini menjadi salah teknik terbaik untuk melihat bagaimana pegawai kamu lebih spesifik lagi. Bisa dikatakan kejadian ini dikarenakan, pengunduran diri seorang karyawan karena, alasan pribadi.

Mereka mengundurkan diri tanpa adanya paksaan dari perusahaan atau orang lain. Ada berbagai macam penyebab. Dengan mengetahui berapa presentasenya membuat HR lebih bisa memahami bagaimana kondisi pegawainya.

Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan dengan metode Voluntary Employee sebagai berikut,

Jumlah Voluntary Employee : Rata-rata pegawai keluar x 100

Tinggi dan rendahnya sebuah persen tersebut merupakan sebuah data nyata. Bagaimana setiap karyawan di kantor Anda. Apakah mereka cukup betah atau justru sebaliknya. Untuk mengetahuinya coba ditanyakan.

Sistem pertanyaan tersebut jauh lebih efektif dengan dukungan data ini. Dengan begini, untuk kedepannya dapat dicarikan berbagai macam solusi terbaik. Agar penekanannya dapat terjadi secara drastis.

Dampak Turnover karyawan bagi Perusahaan

Turnover karyawan yang tinggi, yaitu tingkat pergantian karyawan yang sering atau cepat, dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada sebuah perusahaan. Beberapa dampak ini termasuk:

Apa itu Turnover Rate?

Turnover rate atau tingkat pergantian karyawan adalah indikator penting yang digunakan oleh organisasi untuk mengukur seberapa sering karyawan meninggalkan pekerjaan mereka dan digantikan oleh orang baru. Tingkat turnover yang tinggi bisa menjadi indikasi masalah yang lebih besar dalam organisasi dan memerlukan perhatian dari manajemen untuk mengatasinya.

Rumus Menghitung Turnover Rate Karyawan

Sebenarnya terdapat banyak cara untuk menghitung turnover rate karyawan ini. Hanya saja tidak banyak tim HR yang mengetahuinya. Simak rumus-rumus berikut jika Anda berniat untuk menghitung turnover rate karyawan di perusahaan Anda.

Pada poin a dan b, biasa digunakan untuk menghitung turnover rate karyawan secara tahunan. Sedangkan poin c digunakan untuk menghitung turnover rate karyawan dengan satuan waktu bulan. Kemudian khusus untuk poin d, Anda dapat menggunakannya apabila Anda ingin mencari angka turnover rate karyawan pada tahun pertama mereka bekerja. Anda dapat menyesuaikan rumus mana yang akan Anda gunakan tergantung pada kondisi perusahaan. Simak penjelasannya dibawah ini.

Apa jangka waktu yang umum untuk menghitung turnover rate karyawan?

Jangka waktu yang umum untuk menghitung turnover rate karyawan adalah satu tahun.

Tidak Ragu Memberikan Apresiasi dan Feedback

Memberikan apresiasi dan feedback yang konstruktif kepada karyawan merupakan langkah penting untuk menjaga motivasi dan kepuasan mereka. Sering kali, kurangnya pengakuan dan umpan balik yang jelas membuat karyawan merasa kurang dihargai.

Jadi, jangan ragu untuk memberikan pujian, penghargaan, dan masukan yang berguna agar memperkuat ikatan antara karyawan dan tempat kerjanya.

Kamu juga bisa menggunakan fitur EngageAny dari StaffAny sebagai cara untuk tracking pencapaian yang telah dilakukan oleh karyawanmu, seperti masuk kerja tepat waktu atau menyelesaikan pekerjaan dalam durasi tertentu. Karyawan pun merasa semangat karena mereka bisa melihat progres mereka dalam mencapai prestasinya.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Lingkungan Kerja Toxic

Meningkatkan Kepuasan Karyawan

Pengukuran turnover rate yang akurat dapat perusahaan meningkatkan kepuasan karyawan. Perusahaan dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan karyawan sehingga dapat memberikan solusi yang sesuai. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

Baca Juga: 8 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Bagaimana Cara Menghitung Turnover Rate Karyawan di Sebuah Perusahaan?

Besar kecilnya persentase dari turnover karyawan dapat menjadi tolok ukur bagi perusahaan. Tolok ukur tersebut dapat menentukan perusahaan untuk mengambil langkah yang tepat dalam mengelola dan membenahi pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).

Dalam menghitung turnover karyawan, ada 6 cara efektif yang dapat dilakukan berdasarkan kebutuhan perusahaan serta periodenya, di antaranya:

Turnover tahunan adalah yang paling sering dilakukan oleh setiap perusahaan. Cara menghitung turnover tahunan adalah sebagai berikut:

TO Tahunan = Jumlah karyawan yang berhenti bekerja / (Jumlah karyawan awal tahun + akhir tahun)/2  x 100

Jumlah karyawan yang berhenti bekerja adalah seluruh karyawan yang sudah tidak bekerja dalam kurun waktu satu tahun. Berhenti bekerja di sini dapat bermakna mengundurkan diri (resign), pensiun, atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Jumlah ini bisa didapatkan dari selisih pegawai akhir tahun dengan pegawai awal tahun.

Kemudian, jumlah pegawai awal tahun adalah jumlah karyawan di awal periode perhitungan tingkat turnover karyawan. Contohnya, sebuah perusahaan mulai menghitung tingkat turnover karyawan tahunan mulai dari bulan Januari hingga Desember. Artinya, jumlah pegawai awal tahun ada pada bulan Januari, sedangkan jumlah pegawai akhir tahun ada di bulan Desember.

Perhitungan turnover bulanan cocok digunakan untuk perusahaan yang sebagian besar karyawannya adalah pekerja paruh waktu (part time) atau freelancer. Penghitungan ini dapat digunakan untuk menentukan keahlian perusahaan dalam mengikat freelancer untuk loyal kepada perusahaannya. Jika tingkat turnover karyawan ternyata besar, maka perlu ada perubahan perjanjian kerja, dan lebih membangun sistem kerja yang tepat.

Berikut adalah rumus hitungan tingkat turnover karyawan bulanan:

TO Bulanan = Jumlah karyawan yang berhenti bekerja / (Jumlah karyawan akhir bulan – awal bulan)/2  x 100

Pada cara ini, makna jumlah karyawan yang berhenti bkerja adalah seluruh karyawan yang sudah tidak bekerja dalam kurun waktu satu bulan.

Turnover fiscal adalah penghitungan dengan periode kuartal (3 bulan) dan semester (6 bulan). Penghitungan ini sangat cocok digunakan untuk perusahaan yang memiliki karyawan musiman. Karyawan jenis ini hanya dibutuhkan untuk beberapa periode tertentu sehingga tidak bisa dievaluasi dengan cara yang sama seperti karyawan tetap.

Berikut cara menghitung turnover fiscal:

TO Fiscal = Jumlah karyawan yang berhenti bekerja pada periode yang ditentukan / (Jumlah karyawan akhir periode – awal periode)/2  x 100

Sama halnya dengan TO bulanan, TO fiscal dihitung berdasarkan jumlah karyawan pada akhir dan awal dari periode yang telah ditentukan. Misalnya, perusahaanmu memilih penghitungan mulai dari periode Maret hingga Agustus. Artinya, data awal karyawan adalah data pada bulan Maret dan data akhir karyawan ada di bulan Agustus.

Bangun Budaya Kerja yang Positif

Budaya kerja yang positif adalah salah satu faktor kunci dalam mempertahankan karyawan. Ciptakan lingkungan kerja yang inklusif, kolaboratif, dan saling mendukung.

Perhatikan komunikasi yang efektif, apresiasi, dan pengakuan terhadap kontribusi karyawan. Karyawan akan merasa dihargai dan memiliki ikatan emosional yang kuat dengan tempat kerja mereka.

Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan First Year

Seperti namanya, untuk perhitungan first year ini cukup penting terutama bagi perusahaan yang baru saja berdiri. Karena, dari data tersebut akan mendapatkan sebuah presentase bagaimana kondisi tenaga kerjanya.

Apakah semua strategi di awal sudah cukup baik. Untuk tahun kedua terhadap para pegawainya. Menariknya, First year bisa membuat seluruh HR mengetahui seberapa lama seorang tenaga kerja akan bertahan. Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan sebagai berikut:

Pekerja yang keluar sebelum satu tahun : Tenaga keluar setelah satu tahun bekerja x 100

Rumus tersebut dapat dipahami dengan ilustrasi sebagai berikut.  Sebuah Kantor mempunyai 10 orang keluar dalam tempo 7 bulan. Sementara, setelah satu tahun ternyata tidak ada. Maka bisa diketahui hasilnya 0.

Hasil tersebut cukup baik dan menjadi prestasi terbaik. Pengusaha harus mempertahankan angka ini. Dari sini, kemungkinan karyawan akan berhenti sangat kecil. Walau mereka sudah digoda dengan gaji besar.

Karena, HR paham benar bagaimana membuat mereka sulit untuk melakukan resign. kecuali sesuatu hal penting. Contohnya, harus ikut suami, atau mendapatkan pekerjaan menjadi pilot, masinis kereta api.

Serta lainnya yang memberikan kebanggaan. Hanya saja, pengusaha tetap tidak boleh jumawa agar nuansa hangat tersebut tetap terjaga. Jangan jadi, boomerang sehingga, nuansa menarik berubah seketika.

Begini Cara Menjadi HRD dan Skill yang Perlu Dimiliki